Kali ini saya akan membagikan sedikit curhatan saya mengenai, kesan pertama saya merantau, hehee..
Perkenalkan nama saya helmi mardiana hermawan, saya orangnya agak pemalu, dan saya berasal dari sebuah kampung kecil di kabupaten sukabumi, bernama sagaranten.
Kampung yang nyaman, dengan udara sejuk karena di selimuti pepohonan rindang. Saya sudah tinggal di kampung ini dari semasa saya kecil sampai sekarang.
Pernah sekali saya pergi stady tour ke yogyakarta, disana saya di fasilitasi untuk menginap di Hotel berbintang, tetapi tetap saja, saya tidak merasa senyaman berada di kampung halaman. Walaupun disana saya tidur di kamar berAC, makan di restoran, berak pun di kloset duduk. Tetap saya tidak merasakan kenyamanan seperti berada di rumah sendiri.
Tetapi berbeda dengan hari ini, saya harus pergi untuk bekerja di jakarta, kota dimana terkenal dengan suhu udaranya yang panas dan dengan segudang ceritanya yang lain.
Saya berangkat dengan rasa semangat, walaupun dulu saya pernah pergi jauh dari rumah untuk bermain, tetapi berbeda dengan hari ini, berat rasanya kaki ini melangkah untuk pergi meninggalkan rumah.
Akhirnya setelah saya melewati perjalanan panjang saya tiba di jakarta, kota dengan banyak gedung tinggi yang mewah, tetapi di dekat gedung-gedung tersebut saya lihat masih banyak orang yang tinggal di rumah yang bisa di katakan kurang layak. Dalam hati saya berpikir "oohh mungkin ini yang di namakan jakarta, sungguh potret kehidupan yang sangat menghawatirkan, Di balik si kaya yang hidup bermewah-mewahan, ada si miskin yang hidupnya kesusahan."
Panasnya jakarta sampai-sampai Saya merasa panas malam hari di jakarta, mungkin hanya panas sore di sagaranten.
Hari berlalu, tiba saatnya saya untuk mencoba peruntungan bekerja di jakarta, sampai tiba pelanggan pertama. Saya merasa dek-dekan apalagi karena belum terbiasa berbahasa indonesia.
Tapi akhirnya saya mempunyai satu kunci, yaitu jika ingin sukses, kita jangan pernah merasa malu.
Ketika kita merasa malu dengan pakaian jelek dan berpapasan dengan si kaya berpakaian baru, coba rasakan apabila kita berpapasan dengan orang yang lebih tidak punya dari kita. Mungkin dalam hati mereka juga merasakan perasaan yang sama.
So..jangan pernah merasa di atas kerena masih ada yang lebih atas dari kita, dan jangan pernah merasa di bawah, karena ada yang lebih bawah dari kita.
Perkenalkan nama saya helmi mardiana hermawan, saya orangnya agak pemalu, dan saya berasal dari sebuah kampung kecil di kabupaten sukabumi, bernama sagaranten.
Kampung yang nyaman, dengan udara sejuk karena di selimuti pepohonan rindang. Saya sudah tinggal di kampung ini dari semasa saya kecil sampai sekarang.
Pernah sekali saya pergi stady tour ke yogyakarta, disana saya di fasilitasi untuk menginap di Hotel berbintang, tetapi tetap saja, saya tidak merasa senyaman berada di kampung halaman. Walaupun disana saya tidur di kamar berAC, makan di restoran, berak pun di kloset duduk. Tetap saya tidak merasakan kenyamanan seperti berada di rumah sendiri.
Tetapi berbeda dengan hari ini, saya harus pergi untuk bekerja di jakarta, kota dimana terkenal dengan suhu udaranya yang panas dan dengan segudang ceritanya yang lain.
Saya berangkat dengan rasa semangat, walaupun dulu saya pernah pergi jauh dari rumah untuk bermain, tetapi berbeda dengan hari ini, berat rasanya kaki ini melangkah untuk pergi meninggalkan rumah.
Akhirnya setelah saya melewati perjalanan panjang saya tiba di jakarta, kota dengan banyak gedung tinggi yang mewah, tetapi di dekat gedung-gedung tersebut saya lihat masih banyak orang yang tinggal di rumah yang bisa di katakan kurang layak. Dalam hati saya berpikir "oohh mungkin ini yang di namakan jakarta, sungguh potret kehidupan yang sangat menghawatirkan, Di balik si kaya yang hidup bermewah-mewahan, ada si miskin yang hidupnya kesusahan."
Panasnya jakarta sampai-sampai Saya merasa panas malam hari di jakarta, mungkin hanya panas sore di sagaranten.
Hari berlalu, tiba saatnya saya untuk mencoba peruntungan bekerja di jakarta, sampai tiba pelanggan pertama. Saya merasa dek-dekan apalagi karena belum terbiasa berbahasa indonesia.
Tapi akhirnya saya mempunyai satu kunci, yaitu jika ingin sukses, kita jangan pernah merasa malu.
Ketika kita merasa malu dengan pakaian jelek dan berpapasan dengan si kaya berpakaian baru, coba rasakan apabila kita berpapasan dengan orang yang lebih tidak punya dari kita. Mungkin dalam hati mereka juga merasakan perasaan yang sama.
So..jangan pernah merasa di atas kerena masih ada yang lebih atas dari kita, dan jangan pernah merasa di bawah, karena ada yang lebih bawah dari kita.